BOALEMO (kemenag.go.id) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kab. Boalemo H. Fahry J. Djafar didampingi Kasi Pend. Madrasah H. Saiful Kaharu, membuka Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam rangka Pengembangan Riset MAN 1 Boalemo Tahun 2023, di Aula MAN 1 Boalemo, (9/5/23). 

Hal ini merupakan program unggulan MAN 1 Boalemo yang dilaksanakan setiap tahun, yang mana MAN 1 Boalemo telah banyak mengirimkan proposal ketingkat nasional tiap tahunnya.

Pada kesempatan tersebut, Fahry memberikan motivasi pada seluruh siswa yang bakal mendapatkan pelatihan KTI dalam bentuk syair indah yang dikutip dari Al-Quran sebagai sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan.

Ia mengutip sebuah kisah yang seseorang menghayal ketika saat kembali ke masa muda. Maka saat itu terkenang kelalaiannnya memanfaatkan masa muda itu, lalu terungkaplah beberapa bait syair dan syair ini menjadi bagian dari pelajaran yang biasanya dipelajaran di pesantren-pesantren.

“Aku tangisi masa mudaku yang telah berlalu, sayang masa muda itu tidak mungkin akan kembali lagi. Andaikan masa muda itu diperjual belikan, maka aku akan bayar pada penjualnya berapapun harganya,” ungkapnya.

“Bila masa muda itu berlalu dengan diisi dengan hal-hal mulia, diisi dengan hal-hal yang baik, mencari ilmu, maka pemilik masa muda itu dia akan bahagian di masa tua” lanjutnya. 

Olehnya ia mengajak pada seluruh siswa untuk benar-benar memanfaatkan masa muda untuk belajar dan menimba ilmu, membekali ilmu agar di masa tua tidak menyesal. 

Lebih lanjut Fahry menjelaskan bahwa pelatihan KTI merupakan tambahan pengetahuan disamping pendidikan formal, ditambah lagi diera digital seperti saat ini riset dianggap sangat penting dilakukan di dunia pendidikan.

“Ikuti pelatihan ini dengan serius, karena kalian akan dituntun merangkai kata untuk menjadi sebuah kalimat, kemudian merangkai kalimat menjadi sebuah tulisan yang benar-benar sesuai dengan standar riset Ilmiah,” tamhanya.

“Jangan lupa biasakan untuk mencatat, karena seyogiyanya Siswa dimanapun dia harus membawa buku kecil, karena kita punya kekurangan sebagai manusia yakni selalu memiliki sifat lupa. Selain itu, catatan adalah pengikat ilmu, apa yang ditulis saat ini akan menjadi ilmu bagi kalian, dan menjadi warisan untuk anak cucu,” tutupnya. (Lis)